METODE
PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Pengumpul Data
Telah
dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan sumber
data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa yang
diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber datanya. Apabila kita dapat menentukan sumber datanya,
maka pertanyaan berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera
konsumen. Sumber datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument
apa yang bisa dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat
menanyakan langsung kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini
perlu alat bantu. Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide
(pedoman) pertanyaan yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman
wawancara ini merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
selera konsumen, oleh karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai
instrument pengumpulan data.
B.
Jenis metode atau instrument pengumpulan data
Metode
pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada umumnya
instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode pengumpulan
data.
Untuk
mendapat gambaran hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan
dalam table berikut:
Metode pengumpulan
data
|
Instrumen
pengumpulan data
|
1. Tes tertulis
|
1. Soal tes
|
2. Tes Lisan
|
2. Pedoman (rambu rambu) pertanyaan
|
3. Angket (kuesioner)
|
3. a. Angket
b. Skala bertingkat
|
4. Wawancara
|
4. a. Pedoman wawancara
b. Ceklis (check list)
|
5. Pengamatan (Observasi)
|
5. Ceklis
|
6. Dokumentasi
|
6. a. Ceklis
b. Kerangka atau sistematika data hasil
analisis
|
Metode
pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah untuk diolah atau dianalisis
1. TES
Tes merupakan serentetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan,
intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Ditinjau
dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam
tes atau alat ukur lain.
- Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus dan sebagainya.
- Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
- Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu
- Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
- Beberapa tes lain, missal tes intelegensia, tes bakat dll
Dalam menggunakan metode tes,
peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri dari
banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
2.
ANGKET (kuesioner)
Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden. Kuesioner dapat
dibedakan atas beberapa jenis tergantung
dengan sudut pandang tertentu,
- Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kuesioner terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu,
1) Kuesioner langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
dirinya
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
c.Dipandang
dari bentuk pertanyaan yaitu,
1) Kuesioner
pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden
hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2) Kuesioner
isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
3) Check
list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada
kolom yang sesuai
4) Rating
scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke
sangat tidak setuju.
Keuntungan
penggunaan kuesioner adalah:
a. Tidak
memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat
dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta
tidak ada beban / tekanan
c. Dapat
dibuat standar sehingga semua responden
diberikan pertanyaan yang persis sama.
Kelemahan penggunaan kuesioner adalah:
a. Responden
sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga
ada pertanyaan yang terlewati ( tidak terjawab).
b. Walaupun
dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang
tidak jujur.
c. Tingkat
pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d. Waktu
pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang
terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.
Kuesioner yang disampaikan ke responden
sebaiknya diberi surat
pengantar. Hal ini akan memberikan kesan bahwa
responden dihargai dan sangat
diharapkan partisipasinya.
Hal yang harus
ada dalam surat pengantar adalah:
1. Alamat reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2. Tujuan mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian
tersebut
3. Pentingnya
responden dalam penelitian ini
4. Waktu
pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2
minggu sejak kuesioner diterima).
5. Jika
digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap
alamat peneliti dan sudah diberi perangko
6. Ucapan
terima kasih kepada responden
7. Nama
jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat
pengantar dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang diterbitkan oleh institusi
pendidikan yang bersangkutan.
3.
INTERVIEW
Interview sering juga disebut dengan
wawancara atau kuesioner lisan adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh
pewawancara kepada responden untuk menggali informasi.
Secara fisik , interview dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu,
(1) interview terstruktur:
Terdiri dari daftar pertanyaan dimana
pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban yang
telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa
responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang
tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara
langsung kelengkapan jawaban responden.
(2) Interview tidak terstruktur:
adalah interview yang dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun
pewawancara tetap mengacu pada data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam
hal ini pewawancara juga dapat menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis
besar tentang hal-hal apa yang perlu ditanyakan.
Melakukan interview
bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus
menciptakan suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau
menjawab pertanyaan dengan jujur.
4. OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik,
observasi atau pengamatan adalah merupakan seluruh kegiatan pengamatan terhadap
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi dapat dilakukan
dengan penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan
dengan menggunakan indra disebut pengamatan langsung.
Di dalam penelitian observasi dapat dilakukan
dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dan lain-lain.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
a. Observasi non sistematis,
yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak memakai instrument
pengamatan.
b. Observasi
sistematis, dilakukan oleh
pengamat dengan memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang
dipakai dapat berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati
sehingga pengamat tinggal memberikan tanda
pada kolom tempat peristiwa muncul.
5.
DOKUMENTASI
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya
semua barang-barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi , peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, notulen
rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan symbol symbol
atau gambar.
Metode dokumentasi dapat
dilaksanakan dengan cara :
1)
menggunakan pedoman dokumentasi, yang memuat garis besar atau kategori dokumen yang akan dicari
datanya,
2)
check list, yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari
daftar ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam daftar.
C.
KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
Instrumen
dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar tidaknya
data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpul data.
Instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan
valid apabila dapat mengukur dengan tepat
variable yang diteliti. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran yang sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk
mengetahui ketepatan data ini diperlukan uji validitas.
Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas
eksternal dan validitas internal.
a.Validitas eksternal,
jika data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau
informasi lain tentang variable penelitian yang dimaksud.
Jadi ada sumber data lain
yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa
dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus
audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa
dibandingkan dengan indek prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika
hasil tes audit berkorelasi dengan indek prestasi maka secara teori instrument
tes audit tersebut sudah memenuhi validitas eksternal.
b.Validitas
internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian
instrument dengan instrument secara keseluruhan.
Dengan kata lain sebuah instrument dikatakan mempunyai
memiliki validitas internal jika setiap
bagian instrument mendukung “misi”
instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variable yang
diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan bagian instrument dapat
berupa butir butir pertanyaan dari kuesioner
atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir tersebut yang
mencerminkan suatu factor. Sehubungan
dengan ini maka ada istilah validitas butir dan faliditas factor. Sebuah
instrument mempunyai validitas butir / factor yang tinggi apabila
butir-butir atau factor yang membentuk
instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.
2.
Reliabilitas
Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa kalipun diambil tetap
menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu instrument dikatakan
reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten
apabila digunakan berkali-kali.
Ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas
internal.
Seperti halnya
validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika
ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian
diperoleh reliabilitas eksternal. Jika pengujian dilakukan dengan menggunakan data
dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan reliabilitas internal.
Untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS
(Statistical Product and Service Solution)
PENGUMPULAN DATA
Setelah instrument dirancang maka
sebelum digunakan sebaiknya peneliti melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden
bisa memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih
untuk keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample
penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
Kemudian
jika digunakan tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul
data tersebut harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa
yang seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika
pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan mempengaruhi
data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang dikumpulkan salah. Seorang pengumpul data juga harus
mempunyai keahlian dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka
pengumpulan data semakin dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias
data yang terkumpul.
Jika
instrument yang digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka
masalah yang sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam
hal ini peneliti dapat mengirim surat
kepada responden untuk mengingatkan kembali kuesioner yang telah disampaikan,
dan meyakinkan bahwa kesediaan responden sangat diharapkan dan berarti.
Dibandingkan
dengan instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data
dengan wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih
banyak dan lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu,
oleh karena itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar
diperoleh data yang obyektif dan reliable.
Latihan
untuk pewawancara pada umumnya melalui 2 tahap yaitu:
a. Tahap pertama,
calon pewancara mempelajari pedoman wawancara dan hal –hal yang terkait dengan
kondisi wawancara, transaportasi, pengamanan data, variable yang diungkap dan
sebagainya. Pada kesempatan ini perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti
sebaiknya diungkapkan atau tidak, karena adakalanya justru membuat pewawancara
mempunyai kecenderungan mengarah data
kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.
b. Tahap kedua,
calon pewawancara dilatih bagaimana menjadi pewawancara yang baik, bagaimana
dating, membuka percakapan, mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan,
memberikan respon sampai ke menutup pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan
dengan efektif, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data
yang obyektif dan dapat dipercaya.
Dalam uji coba peneliti harus mencatat
teknik dan kondisi yang mana yang paling
mendukung penerimaan informasi yang
paling tepat. Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video
sehingga dapat dilakukan evaluasi.
Pengertian
data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data
merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti
"sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti
suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka,
kata-kata, atau citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan
untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas
dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung
mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai
dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan,
data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks.
Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya
itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa
dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga
didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia,
data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis
adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian
(transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data
adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta
tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan
Jenis
– Jenis Data
A.
Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan
dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
1)
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik
yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan
penyebaran kuesioner.
2)
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan
sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data
penelitian.
B. Data Berdasarkan
Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk
kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data
kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data
diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas
data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
1. Data
Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau
observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain
data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman
video.
2. Data
Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat
dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang
diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.
2) Jumlah siswa
laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.
3) Jumlah
penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan
berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan
bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh
data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan
Budi adalah 150,5 centimeter.
2) IQ Budi adalah
120.
3) Suhu udara di
ruang kelas 24o Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data
kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki
sifat berbeda yaitu:
Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu
data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya
menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam
bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis
sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak
dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti
penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak
dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal antara lain:
Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan
hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis
kelamin. Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka
(2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena
laki-laki tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data
(angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ).
Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak
ada kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1)
Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat
yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau
kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data
ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang
terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang
antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data
ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku
perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal
dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi
matematika ( +, – , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai
berikut:
(1) Taman Kanak-kanak
(TK)
(2) Sekolah Dasar
(SD)
(3) Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah
Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD
memiliki tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah
dibandingkan dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan,
misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku
untuk data ordinal.
Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan
urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1)
memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).
Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat
diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang
dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan
data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau
memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan
jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika
penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat satu sifat
yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval.
Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
1) Hasil pengukuran
suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat.
Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai
10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius = 300 Celcius. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius memiliki
ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius. Demikian juga,
tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu
sama sekali. Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya,
jika diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320
Fahrenheit.
2) Kecerdasaran
intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110
sampai 120. Namun demikian tidak dapat
dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang
yang memiliki IQ 100.
3) Didasari oleh
asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK mahasiswa dan hasil
ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4) Dalam banyak
kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui kuesioner (misalnya skala
sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan sebagai data interval setelah
alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen (setara) dengan skala
interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.
Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang
dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio
adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi
dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk
operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data
rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat
dengan memperhatikan contoh berikut:
1) Panjang suatu
benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio. Benda yang
panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter
sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat
data nominal). Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang
sampai yang terpendek (sifat data ordinal). Perbedaan antara benda yang
panjangnya 1 meter dengan 2 meter memiliki jarak yang sama dengan perbedaan
antara benda yang panjangnya 2 meter dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan
sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0
meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda yang diukur; serta
(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan dengan
benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data nominal, data
ordinal, ataupun data interval.
2) Data hasil
pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram memiliki semua
sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara
nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai
dari yang terberat sampai yang terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya
1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang berat yang sama dengan perbedaan antara
benda yang beratnya 2 kg. dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda
(berat) yang diukur. Benda yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat dibandingkan
dengan benda yang beratnya 1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian
tersebut di atas bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan
digunakan. Terdapat sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh
peneliti berdasarkan jenis datanya. Teknik analisis data kualitatif akan
berbeda dengan teknik analisis data kuantitatif. Karena memiliki sifat yang
berbeda, maka teknik analisis data nominal akan berbeda dengan teknik analisis
data ordinal, data interval, dan data rasio.
Pengertian Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang
dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain. Pengertian
lain bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai
ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep tertentu.
Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau
intensitas informasi
mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu
serta hubungannya dengan
masalah atau peluang bisnis.
Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan
menetapkan angka atau
tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek,
atau setiap jenis fenomena atau
peristiwa yang
mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau
kualitas dari faktor-faktor yang diteliti.
Macam-macam Variabel
1. Variabel
Kuantitatif.
a. Variabel diskrit
( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel
kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria
terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel
Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio:
variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan
berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel
Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur
dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel
Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel
Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena
adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan =
Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel
Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini
sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang
memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah
hubungan suami isteri.
6. Variabel
Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel
independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara
Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan
Loyalitas (Dependen).
7. Variabel
Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales
force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji
yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa
adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan
karena faktor pendidikan.
Sumber :